All Industries Index :
Indeks ini
menunjukkan pergerakan harga untuk kombinasi harga yang telah di-adjust
(disesuaikan) terlebih dahulu dari semua indeks perindustrian.
Average Hourly Earnings:
Tingkat
pertumbuhan antara tingkat rata-rata per jam dalam satu bulan dan
tingkat pertumbuhan upah, sehingga dapat pula dijadikan indikator
inflasi. Tingkat per tahunnya juga penting disimak untuk memberikan
gambaran trend jangka panjang.
Business Inventories :
Angka
persediaan barang yang telah diproduksi namun belum terjual. Merupakan
salah satu komponen dalam perhitungan GDP dan dapat memberikan petunjuk
penting mengenai arah perekonomian di masa yang akan datang.
CBI Survey :
Organisasi
pengusaha terbesar di Inggris, memfokuskan pada menciptakan
mempertahankan kondisi ideal bagi kompetisi dan kemakmuran yang optimal
bagi semua. CBI menerbitkan survei tiap bulan dan empat bulan sekali
terhadap penilaian pada sektor jasa dan manufaktur masa lalu, saat ini,
dan yang akan datang. Indeks yang dihasilkan menunjukan pandangan
responden untuk berbagai hal seperti output, penjualan, harga,
investasi, dan permintaan ekspor/impor.
Chicago PMI (Purchasing Managers’ Index) :
Merupakan
data PMI dari kawasan Chicago dan sekitarnya. Lingkup survey meliputi
baik sektor indusri, maupun sektor non-industri (yang jarang disadari
oleh para pelaku pasar). PMI sendiri merupakan indeks gabungan dari lima
indikator utama, yang meliputi unsur: Order, Tingkat Persediaan,
Produksi, Pengiriman, dan Tenaga Kerja. Angka indeks di atas 50 berarti
sektor bisnis mengalami ekspansi, di bawah 50 berarti mengalami
kontraksi. Indeks ini dinilai sebagai indikator penting dan dianggap
indikator terbaik dalam mengukur aktivitas produksi. Indeks ini juga
dapat mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.
Consumer Confidence :
Data
ini mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap performa perekonomian.
Pada umumnya, Consumer Confidence akan tinggi jika tingkat pengangguran
rendah dan GDP tinggi. Data (perubahan) per bulan ini dianggap tidak
berdampak signifikan pada tren secara keseluruhan.
Consumer Price Index (CPI) :
Adalah
data yang mengukur rata-rata perubahan harga yang dibayarkan oleh
konsumen (dalam rata-rata) untuk sekelompok barang dan jasa tertentu.
CPI merupakan indikator inflasi yang paling umum digunakan dan dianggap
juga sebagai indikator keefektifan kebijakan pemerintah. Naiknya CPI
mengindikasikan naiknya tingkat inflasi yang akan menyebabkan turunnya
harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga. Tidak seperti indikator
inflasi lainnya, yang hanya mencakup barang- barang produksi lokal, CPI
juga mencakup barang-barang impor. Kelemahannya ada pada kecilnya jumlah
sampel yang diambil. Para analis biasanya lebih fokus pada Core (Inti)
CPI, varian dari CPI yang tidak mencakup komponen-komponen yang
perubahan harganya paling tidak stabil. Core CPI dinilai lebih akurat
dalam mengukur tingkat inflasi.
Current Account :
Adalah
selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa, dan transfer.
Merupakan bagian dari neraca perdagangan. Dalam perhitungannya, Current
Account tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban
(hutang). Data ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri.
Durable Goods Orders :
Adalah
data yang menghitung volume (dalam dollar) pesanan dan pengiriman
barang-barang yang termasuk kategori tahan lama (barang yang usia
manfaatnya 3 tahun atau lebih).
Existing Home Sales:
Adalah sebuah laporan regional mengenai aktivitas penjualan kembali rumah.
Factory Orders :
Adalah
data yang menghitung nilai (dalam dollar) pesanan (order) baru
barang-barang tahan lama (durable) dan tak tahan lama (non-durable).
Data ini memberikan laporan yang lebih lengkap daripada data Durable
Goods Orders yang dirilis satu atau dua minggu lebih awal. Data pesanan
barang ini memberikan gambaran mengenai akan seberapa sibukkah sektor
industri dalam beberapa bulan ke depan untuk memenuhi pesanan tersebut.
Sehingga otomatis angka data yang lebih besar berarti semakin tingginya
tingkat permintaan pasar.
Federal Open Market Committee (FOMC) :
Adalah
lembaga bagian dari Federal Reserve (bank sentral Amerika) yang
menetapkan kebijakan tingkat suku bunga dan kredit. FOMC merupakan
lembaga pembuat kebijakan yang paling penting dalam sistem Federal
Reserve. Lembaga yang saat ini diketuai oleh Ben Bernanke ini biasanya
secara periodik mengadakan 8 kali pertemuan dalam setahun untuk
memutuskan apakah perlu atau tidak ada perubahan dalam kebijakan
moneter.
FOMC Minutes :
Adalah pengumuman dari Federal
Reserve yang menjelaskan tentang pertemuan yang diadakan lembaga penentu
kebijakan moneter Amerika ini sebelumnya.
Gross Domestic Product (GDP) :
Mengukur
nilai market barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara, tanpa
mempertimbangkan kebangsaan perusahaan yang menghasilkan barang atau
jasa tersebut. GDP terdiri dari 4 komponen utama yaitu: tingkat
konsumsi, investasi, pembelian-pembelian oleh pemerintah, dan total
bersih ekspor. Dirilis per kuarter, angka data ini menunjukkan
persentase pertumbuhan dari kuarter sebelumnya. Laporan GDP terbagi
dalam 3 rilis:
1) advanced – rilis pertama.
2) preliminary – revisi pertama.
3) final – revisi kedua dan terakhir. Revisi-revisi inilah yang biasanya berdampak signifikan bagi market.
Help-wanted Index :
Adalah
indeks yang menghitung jumlah lowongan pekerjaan yang diiklankan di 51
koran yang tersebar di seluruh Amerika Serikat. Ketua Federal Reserve,
Alan Greenspan, seringkali membicarakan dan mengamati indeks ini, sebab
indeks ini mampu memberikan kondisi bursa tenaga kerja di AS saat ini.
H I C P :
Kurang
lebih sama dengan Consumer Prices Index (CPI). Merupakan indikator
inflasi yang dipakai oleh European Central Bank (bank sentral Eropa).
Housing Starts & Building Permits :
Housing
starts adalah data bulanan yang menghitung jumlah pembangunan unit
perumahan baru per bulannya. Sebagian besar data Housing Starts
dikumpulkan dari jumlah aplikasi dan ijin (permits) untuk pembangunan
rumah. Data ini termasuk indikator utama. Pentingnya data ini terletak
pada kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian,
memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit
perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong ke arah
resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru
mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.
IFO Survey :
Survey
utama Jerman tentang kondisi usaha. Diterbitkan per bulan oleh
Institute for Economic Research, salah satu lembaga riset terbesar di
Jerman, indeks IFO secara umum dinilai sebagai indicator penting tentang
aktivitas perekonomian, dan terkenal kehandalannya dalam
mengindikasikan perubahan tren pada tingkat pertumbuhan
perekonomian Jerman. Responden survey ini meliputi lebih dari 7.000 perusahaan.
Industrial Production :
Industrial
Production adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari
seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik,
air, gas, transportasi, dan lain-lain).
Manufacturing Production,
komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi
secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah
satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen
tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh
perubahan (contohnya perubahan cuaca). Peningkatan yang melebihi
perkiraan dari indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi,
yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan turunnya harga-harga
obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
Industrial Production & Capacity Utilization :
Industrial
Production adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari
seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik,
air, gas, transportasi, dan lain-lain). Manufacturing Production,
komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi
secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah
satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen
tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh
perubahan (contohnya perubahan cuaca). Sementara Capacity Utilization
merupakan pelengkap dari data Industrial Production. Capacity
Utilization menghitung tingkat penggunaan modal negara yang dipakai
dalam proses produksi tersebut. Data ini naik-turun sejalan dengan
siklus bisnis. Naiknya tingkat produksi akan menyebabkan naiknya juga
data ini. Namun, sangat tingginya tingkat kesulitan dalam menyusun data
ini menyebabkan market kurang mempercayai tingkat akurasinya Peningkatan
yang melebihi perkiraan dari kedua indikator ini diartikan sebagai
naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan
turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
Industrial Production & Manufacturing Production :
Industrial
Production adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari
seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik,
air, gas, transportasi, dan lain-lain). Manufacturing Production,
komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi
secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah
satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen
tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh
perubahan (contohnya perubahan cuaca). Peningkatan yang melebihi
perkiraan dari indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi,
yang pada gilirannya nanti akan
menyebabkan turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
Institute for Supply Management (ISM) Index :
Sebelumnya dikenal dengan NAPM, efektif berubah sejak Januari 2002.
Merupakan
survei penting pada aktivitas manufaktur AS yang dilakukan oleh
Institute for Supply Management (ISM). Laporan biasanya dikeluarkan pada
hari pertama kerja pada tiap bulannya, menyediakan pandangan awal yang
detail tentang sektor manufaktur sebelum dikeluarkannya laporan
employment lain. Survei ini dikenal dengan keakuratan timeliness (jangka
waktu) nya, luasnya informasi yang ada, dan angka yang tertera pada
headline-nya merupakan fungsi dari enam komponen utama pembayaran harga,
order baru, supplier, pengantaran, produksi, inventaris, dan
employment. Perlu dicatat, ketiga komponen terakhir merefleksikan
kekuatan supply (penawaran), sementara tiga komponen sebelumnya
merefleksikan, kekuatan demand (permintaan). Dapat dilihat bagaimana
trend relatif antara dua kelompok tersebut (supply dan demand)
menggambarkan balance antar dua kekuatan tersebut, dan hal ini
memberikan pandangan bagi kebijakan-kebijakan Federal Reserve. Komponen
pembayaran harga (Price Paid) secara luas diperhatikan karena komponen
ini melibatkan unsur tekanan harga dalam sektor tersebut, angka 50 atau
lebih mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang berkembang, sementara
angka di bawah 50 menunjukan adanya penyusutan.
Leading Indicators :
Adalah
gabungan dari beberapa indikator ekonomi lainnya. Indeks ini disusun
untuk mendapatkan sinyal tentang tren perekonomian yang lebih up-to-date
(terkini) dan konsisten.
M4 – Money Supply :
Adalah data yang menghitung jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Merupakan jumlah dari:
Jumlah uang yang beredar dalam bentuk koin maupun kertas;
Jumlah pinjaman dari bank, kepada perseorangan, perusahaan dan bank-bank lain;
Jumlah
uang yang dipinjam oleh pemerintah. Para pakar moneter meyakini bahwa
Money Supply ini adalah indikator yang bagus untuk memprediksi tingkat
inflasi. Namun, korelasinya menjadi tidak dapat diandalkan sejak
liberalisasi finansial pada tahun 80′an.
Net Capital Flows :
Adalah data yang menghitung selisih bersih dari total dana/modal yang masuk dan keluar.
New York Empire State Manufacturing Index :
Survey
bulanan terhadap para industriawan yang diadakan di area New York dan
sekitarnya oleh Federal Reserve New York. Partisipan survey ini mewakili
berbagai macam sektor industri.
Personal Consumption Expenditures (PCE) :
Kurang
lebih sama dengan CPI, PCE adalah laporan (lebih tepatnya bagian dari
laporan Personal Income) yang dirilis oleh Biro Analisa Ekonomi
Departemen Perdagangan. PCE mengukur tingkat perubahan harga
barang-barang dan jasa. Komponen data ini terdiri dari pengeluaran-
pengeluaran rumahtangga kontan maupun kredit untuk semua jenis barang
baik tahan lama, tidak tahan lama, maupun jasa.
Philadelphia Fed Index (Business Outlook Survey) :
Adalah
survey bulanan terhadap para industriawan di kawasan sekitar negara
bagian Pennsylvania, New Jersey dan Delaware. Perusahaan yang disurvey
mengindikasikan perubahan pada seluruh aktivitas bisnis dan berbagai
macam aktivitas perindustrian mereka. Yang ditanyakan meliputi tenaga
kerja, jam kerja, pesanan-pesanan, persediaan barang, pengiriman,
pembayaran-pembayaran dan penerimaan penerimaan. Angka indeks di atas
nol berarti ekspansi, dan kontraksi jika di bawah nol. Data ini dianggap
sebagai indikator perubahan yang bagus dalam segala hal yang
berhubungan dengan industri. Dinilai akurat karena menggambarkan kondisi
terkini. Namun, karena hanya mencakup tiga negara bagian, kurang bisa
menggambarkan kondisi negara secara keseluruhan.
Purchasing Managers’ Index (PMI) :
PMI
merupakan indeks gabungan dari lima indikator utama, yang meliputi
unsur Order, Tingkat Persediaan, Produksi, Pengiriman, dan Tenaga Kerja.
Angka indeks di atas 50 berarti industri mengalami ekspansi, di bawah
50 berarti mengalami kontraksi. Indeks ini dinilai sebagai indikator
penting dan dianggap indikator terbaik dalam mengukur tingkat produksi.
Indeks ini juga dapat mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas
perindustrian.
Productivity :
Mengukur perubahan dalam
jumlah barang dan jasa yang diproduksi per unit. Menggabungkan input
buruh dan modal. Harga unit dari komponen buruh adalah indikator yang
berguna untuk mengukur tekanan terhadap upah. Pentingnya produktivitas
telah berkembang beberapa tahun terakhir sejak Federal Reserve telah
mulai memberi perhatian pada perkembangan trend dan tingkat inflasi.
Producer Price Index (PPI) :
Adalah
sekumpulan indeks yang menghitung tingkat perubahan harga jual barang
dan jasa pada periode waktu tertentu yang diterima oleh para produsen
domestik. Singkatnya, PPI mengukur tingkat perubahan harga dari
perspektif penjual. Tidak sebagus CPI dalam mengindikasi tekanan
inflasi. Tetapi karena memasukkan komponen barang-barang yang sedang
dalam proses produksi, PPI seringkali dapat sekaligus memperkirakan CPI.
PSNCR – Public Sector Net Cash Requirement :
Adalah
jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan
lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya
cara untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.
Real GDP :
Para
pakar makroekonomi cenderung lebih memperhatikan Real GDP sebab data
ini juga memperhitungkan tingkat inflasi, tidak sebagaimana halnya
(Nominal) GDP yang hanya merefleksikan tingkat perubahan harga-harga.
Retail Sales :
Data
ini menghitung total penerimaan toko-toko ritel, tanpa memasukkan
komponen pengeluaran untuk sektor jasa di dalamnya. Data bulanan ini
menunjukkan persentase perubahan dari data bulan sebelumnya. Angka
negatif menunjukkan jumlah penjualan menurun daripenjualan bulan
sebelumnya.
Tertiary Index :
Adalah data yang menghitung tingkat permintaan sektor jasa.
TICS / Foreign Purchases of US Securities :
Adalah data yang menghitung jumlah arus modal yang masuk dari para investor asing.
Trade Balance :
Trade
balance adalah selisih bersih dari nilai ekspor dan impor barang dan
jasa suatu negara dalam suatu periode tertentu. Angka positif
menunjukkan surplus (ekspor melebihi impor), negatif menunjukkan defisit
(impor melebihi ekspor).
Unemployment Rate :
Adalah
persentase dari mereka yang aktif mencari lowongan pekerjaan namun belum
mendapatkan pekerjaan. Meski merupakan data yang sangat umum dikenal
(karena simple dan ada implikasinya dengan politik), Unemployment Rate
relatif kurang penting bagi market karena dianggap kurang akurat
(seringkali terlambat dalam memberikan sinyal perubahan tren
perekonomian).
University of Michigan Consumer Sentiment Index :
Adalah
hasil survey tentang kepercayaan konsumen yang diselenggarakan oleh
University of Michigan. Merupakan indikator kepercayaan konsumen Amerika
yang paling banyak diperhatikan. Kepercayaan konsumen adalah indikator
penting bagi siklus bisnis karena menyajikan informasi penting tentang
penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini dan harapan pada masa
mendatang. Data survey diambil dengan cara mengeposkan kuesioner ke
5.000 rumah tangga di seluruh negeri sebagai sampel yangmewakili, kurang
lebih 3.500 diantaranya merespon. Kuesioner tersebut berisi 5
pertanyaan yaitu (1) rating kondisi usaha di lingkungan rumah tangga
tersebut, (2) rating kondisi usaha dalam enam bulan, (3) ketersediaan
lapangan
kerja di lingkungan rumah tangga tersebut, (4) ketersediaan
lapangan kerja dalam enam bulan, dan (5) penghasilan keluarga dalam enam
bulan. Consumer Confidence ini berhubungan erat dengan tingkat
pengangguran, inflasi, dan penghasilan riil. Umumnya, kepercayaan
konsumen tinggi jika tingkat pengangguran rendah dan tingkat pertumbuhan
GDP tinggi. Pasar-pasar finansial menerjemahkan naiknya angka indeks
ini sebagai indikasi akan naiknya pula tingkat pengeluaran konsumen.
Tingginya tingkat pengeluaran pada gilirannya nanti akan dapat memicu
naiknya tingkat inflasi.
Weekly Initial Jobless Claims :
Adalah
rata-rata per minggu jumlah klaim baru untuk mendapatkan tunjangan
pengangguran. Data ini menyediakan laporan yang up-to-date, meski juga
seringkali keliru, tentang tren perekonomian, dengan peningkatan
(penurunan) pada data ini berpotensi mengindikasikan terjadinya
pelambatan (percepatan) tingkat pertumbuhan tenaga kerja. Karena dirilis
mingguan, data ini bisa menjadi sangat sensitif dan fluktuatif. Para
analis lebih memilih rata-rata pergerakan per 4 minggu dari data ini
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
ZEW Current Situation dan Economic Sentiment :
Adalah
hasil survey dari lembaga riset ZEW Jerman yang memberikan gambaran dan
penilaian mengenai kondisi perekonomian Jerman saat ini.
Non-farm Payrolls:
Jumlah
tenaga kerja baru dari sektor non pertanian yang bekerja baik full-time
maupun part-time yang mendapat upah/gaji resmi dari lebih dari 500
perusahaan swasta maupun publik.
Seperti banyak diketahui, Non
Farm Emplloyment Change merupakan salah satu data ekonomi yang sangat
ditunggu para trader setiap bulannya dikarenakan sangat menggambarkan
kondisi perekonomian Amerika.
Indeks ini menunjukkan pergerakan harga untuk kombinasi harga yang telah di-adjust (disesuaikan) terlebih dahulu dari semua indeks perindustrian.
Average Hourly Earnings:
Tingkat pertumbuhan antara tingkat rata-rata per jam dalam satu bulan dan tingkat pertumbuhan upah, sehingga dapat pula dijadikan indikator inflasi. Tingkat per tahunnya juga penting disimak untuk memberikan gambaran trend jangka panjang.
Business Inventories :
Angka persediaan barang yang telah diproduksi namun belum terjual. Merupakan salah satu komponen dalam perhitungan GDP dan dapat memberikan petunjuk penting mengenai arah perekonomian di masa yang akan datang.
CBI Survey :
Organisasi pengusaha terbesar di Inggris, memfokuskan pada menciptakan mempertahankan kondisi ideal bagi kompetisi dan kemakmuran yang optimal bagi semua. CBI menerbitkan survei tiap bulan dan empat bulan sekali terhadap penilaian pada sektor jasa dan manufaktur masa lalu, saat ini, dan yang akan datang. Indeks yang dihasilkan menunjukan pandangan responden untuk berbagai hal seperti output, penjualan, harga, investasi, dan permintaan ekspor/impor.
Chicago PMI (Purchasing Managers’ Index) :
Merupakan data PMI dari kawasan Chicago dan sekitarnya. Lingkup survey meliputi baik sektor indusri, maupun sektor non-industri (yang jarang disadari oleh para pelaku pasar). PMI sendiri merupakan indeks gabungan dari lima indikator utama, yang meliputi unsur: Order, Tingkat Persediaan, Produksi, Pengiriman, dan Tenaga Kerja. Angka indeks di atas 50 berarti sektor bisnis mengalami ekspansi, di bawah 50 berarti mengalami kontraksi. Indeks ini dinilai sebagai indikator penting dan dianggap indikator terbaik dalam mengukur aktivitas produksi. Indeks ini juga dapat mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.
Consumer Confidence :
Data ini mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap performa perekonomian. Pada umumnya, Consumer Confidence akan tinggi jika tingkat pengangguran rendah dan GDP tinggi. Data (perubahan) per bulan ini dianggap tidak berdampak signifikan pada tren secara keseluruhan.
Consumer Price Index (CPI) :
Adalah data yang mengukur rata-rata perubahan harga yang dibayarkan oleh konsumen (dalam rata-rata) untuk sekelompok barang dan jasa tertentu. CPI merupakan indikator inflasi yang paling umum digunakan dan dianggap juga sebagai indikator keefektifan kebijakan pemerintah. Naiknya CPI mengindikasikan naiknya tingkat inflasi yang akan menyebabkan turunnya harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga. Tidak seperti indikator inflasi lainnya, yang hanya mencakup barang- barang produksi lokal, CPI juga mencakup barang-barang impor. Kelemahannya ada pada kecilnya jumlah sampel yang diambil. Para analis biasanya lebih fokus pada Core (Inti) CPI, varian dari CPI yang tidak mencakup komponen-komponen yang perubahan harganya paling tidak stabil. Core CPI dinilai lebih akurat dalam mengukur tingkat inflasi.
Current Account :
Adalah selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa, dan transfer. Merupakan bagian dari neraca perdagangan. Dalam perhitungannya, Current Account tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri.
Durable Goods Orders :
Adalah data yang menghitung volume (dalam dollar) pesanan dan pengiriman barang-barang yang termasuk kategori tahan lama (barang yang usia manfaatnya 3 tahun atau lebih).
Existing Home Sales:
Adalah sebuah laporan regional mengenai aktivitas penjualan kembali rumah.
Factory Orders :
Adalah data yang menghitung nilai (dalam dollar) pesanan (order) baru barang-barang tahan lama (durable) dan tak tahan lama (non-durable). Data ini memberikan laporan yang lebih lengkap daripada data Durable Goods Orders yang dirilis satu atau dua minggu lebih awal. Data pesanan barang ini memberikan gambaran mengenai akan seberapa sibukkah sektor industri dalam beberapa bulan ke depan untuk memenuhi pesanan tersebut. Sehingga otomatis angka data yang lebih besar berarti semakin tingginya tingkat permintaan pasar.
Federal Open Market Committee (FOMC) :
Adalah lembaga bagian dari Federal Reserve (bank sentral Amerika) yang menetapkan kebijakan tingkat suku bunga dan kredit. FOMC merupakan lembaga pembuat kebijakan yang paling penting dalam sistem Federal Reserve. Lembaga yang saat ini diketuai oleh Ben Bernanke ini biasanya secara periodik mengadakan 8 kali pertemuan dalam setahun untuk memutuskan apakah perlu atau tidak ada perubahan dalam kebijakan moneter.
FOMC Minutes :
Adalah pengumuman dari Federal Reserve yang menjelaskan tentang pertemuan yang diadakan lembaga penentu kebijakan moneter Amerika ini sebelumnya.
Gross Domestic Product (GDP) :
Mengukur nilai market barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara, tanpa mempertimbangkan kebangsaan perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa tersebut. GDP terdiri dari 4 komponen utama yaitu: tingkat konsumsi, investasi, pembelian-pembelian oleh pemerintah, dan total bersih ekspor. Dirilis per kuarter, angka data ini menunjukkan persentase pertumbuhan dari kuarter sebelumnya. Laporan GDP terbagi dalam 3 rilis:
1) advanced – rilis pertama.
2) preliminary – revisi pertama.
3) final – revisi kedua dan terakhir. Revisi-revisi inilah yang biasanya berdampak signifikan bagi market.
Help-wanted Index :
Adalah indeks yang menghitung jumlah lowongan pekerjaan yang diiklankan di 51 koran yang tersebar di seluruh Amerika Serikat. Ketua Federal Reserve, Alan Greenspan, seringkali membicarakan dan mengamati indeks ini, sebab indeks ini mampu memberikan kondisi bursa tenaga kerja di AS saat ini.
H I C P :
Kurang lebih sama dengan Consumer Prices Index (CPI). Merupakan indikator inflasi yang dipakai oleh European Central Bank (bank sentral Eropa).
Housing Starts & Building Permits :
Housing starts adalah data bulanan yang menghitung jumlah pembangunan unit perumahan baru per bulannya. Sebagian besar data Housing Starts dikumpulkan dari jumlah aplikasi dan ijin (permits) untuk pembangunan rumah. Data ini termasuk indikator utama. Pentingnya data ini terletak pada kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian, memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.
IFO Survey :
Survey utama Jerman tentang kondisi usaha. Diterbitkan per bulan oleh Institute for Economic Research, salah satu lembaga riset terbesar di Jerman, indeks IFO secara umum dinilai sebagai indicator penting tentang aktivitas perekonomian, dan terkenal kehandalannya dalam mengindikasikan perubahan tren pada tingkat pertumbuhan
perekonomian Jerman. Responden survey ini meliputi lebih dari 7.000 perusahaan.
Industrial Production :
Industrial Production adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain).
Manufacturing Production, komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh perubahan (contohnya perubahan cuaca). Peningkatan yang melebihi perkiraan dari indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
Industrial Production & Capacity Utilization :
Industrial Production adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain). Manufacturing Production, komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh perubahan (contohnya perubahan cuaca). Sementara Capacity Utilization merupakan pelengkap dari data Industrial Production. Capacity Utilization menghitung tingkat penggunaan modal negara yang dipakai dalam proses produksi tersebut. Data ini naik-turun sejalan dengan siklus bisnis. Naiknya tingkat produksi akan menyebabkan naiknya juga data ini. Namun, sangat tingginya tingkat kesulitan dalam menyusun data ini menyebabkan market kurang mempercayai tingkat akurasinya Peningkatan yang melebihi perkiraan dari kedua indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
Industrial Production & Manufacturing Production :
Industrial Production adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain). Manufacturing Production, komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh perubahan (contohnya perubahan cuaca). Peningkatan yang melebihi perkiraan dari indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan
menyebabkan turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
Institute for Supply Management (ISM) Index :
Sebelumnya dikenal dengan NAPM, efektif berubah sejak Januari 2002.
Merupakan survei penting pada aktivitas manufaktur AS yang dilakukan oleh Institute for Supply Management (ISM). Laporan biasanya dikeluarkan pada hari pertama kerja pada tiap bulannya, menyediakan pandangan awal yang detail tentang sektor manufaktur sebelum dikeluarkannya laporan employment lain. Survei ini dikenal dengan keakuratan timeliness (jangka waktu) nya, luasnya informasi yang ada, dan angka yang tertera pada headline-nya merupakan fungsi dari enam komponen utama pembayaran harga, order baru, supplier, pengantaran, produksi, inventaris, dan employment. Perlu dicatat, ketiga komponen terakhir merefleksikan kekuatan supply (penawaran), sementara tiga komponen sebelumnya merefleksikan, kekuatan demand (permintaan). Dapat dilihat bagaimana trend relatif antara dua kelompok tersebut (supply dan demand) menggambarkan balance antar dua kekuatan tersebut, dan hal ini memberikan pandangan bagi kebijakan-kebijakan Federal Reserve. Komponen pembayaran harga (Price Paid) secara luas diperhatikan karena komponen ini melibatkan unsur tekanan harga dalam sektor tersebut, angka 50 atau lebih mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang berkembang, sementara angka di bawah 50 menunjukan adanya penyusutan.
Leading Indicators :
Adalah gabungan dari beberapa indikator ekonomi lainnya. Indeks ini disusun untuk mendapatkan sinyal tentang tren perekonomian yang lebih up-to-date (terkini) dan konsisten.
M4 – Money Supply :
Adalah data yang menghitung jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Merupakan jumlah dari:
Jumlah uang yang beredar dalam bentuk koin maupun kertas;
Jumlah pinjaman dari bank, kepada perseorangan, perusahaan dan bank-bank lain;
Jumlah uang yang dipinjam oleh pemerintah. Para pakar moneter meyakini bahwa Money Supply ini adalah indikator yang bagus untuk memprediksi tingkat inflasi. Namun, korelasinya menjadi tidak dapat diandalkan sejak liberalisasi finansial pada tahun 80′an.
Net Capital Flows :
Adalah data yang menghitung selisih bersih dari total dana/modal yang masuk dan keluar.
New York Empire State Manufacturing Index :
Survey bulanan terhadap para industriawan yang diadakan di area New York dan sekitarnya oleh Federal Reserve New York. Partisipan survey ini mewakili berbagai macam sektor industri.
Personal Consumption Expenditures (PCE) :
Kurang lebih sama dengan CPI, PCE adalah laporan (lebih tepatnya bagian dari laporan Personal Income) yang dirilis oleh Biro Analisa Ekonomi Departemen Perdagangan. PCE mengukur tingkat perubahan harga barang-barang dan jasa. Komponen data ini terdiri dari pengeluaran- pengeluaran rumahtangga kontan maupun kredit untuk semua jenis barang baik tahan lama, tidak tahan lama, maupun jasa.
Philadelphia Fed Index (Business Outlook Survey) :
Adalah survey bulanan terhadap para industriawan di kawasan sekitar negara bagian Pennsylvania, New Jersey dan Delaware. Perusahaan yang disurvey mengindikasikan perubahan pada seluruh aktivitas bisnis dan berbagai macam aktivitas perindustrian mereka. Yang ditanyakan meliputi tenaga kerja, jam kerja, pesanan-pesanan, persediaan barang, pengiriman, pembayaran-pembayaran dan penerimaan penerimaan. Angka indeks di atas nol berarti ekspansi, dan kontraksi jika di bawah nol. Data ini dianggap sebagai indikator perubahan yang bagus dalam segala hal yang berhubungan dengan industri. Dinilai akurat karena menggambarkan kondisi terkini. Namun, karena hanya mencakup tiga negara bagian, kurang bisa menggambarkan kondisi negara secara keseluruhan.
Purchasing Managers’ Index (PMI) :
PMI merupakan indeks gabungan dari lima indikator utama, yang meliputi unsur Order, Tingkat Persediaan, Produksi, Pengiriman, dan Tenaga Kerja. Angka indeks di atas 50 berarti industri mengalami ekspansi, di bawah 50 berarti mengalami kontraksi. Indeks ini dinilai sebagai indikator penting dan dianggap indikator terbaik dalam mengukur tingkat produksi. Indeks ini juga dapat mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.
Productivity :
Mengukur perubahan dalam jumlah barang dan jasa yang diproduksi per unit. Menggabungkan input buruh dan modal. Harga unit dari komponen buruh adalah indikator yang berguna untuk mengukur tekanan terhadap upah. Pentingnya produktivitas telah berkembang beberapa tahun terakhir sejak Federal Reserve telah mulai memberi perhatian pada perkembangan trend dan tingkat inflasi.
Producer Price Index (PPI) :
Adalah sekumpulan indeks yang menghitung tingkat perubahan harga jual barang dan jasa pada periode waktu tertentu yang diterima oleh para produsen domestik. Singkatnya, PPI mengukur tingkat perubahan harga dari perspektif penjual. Tidak sebagus CPI dalam mengindikasi tekanan inflasi. Tetapi karena memasukkan komponen barang-barang yang sedang dalam proses produksi, PPI seringkali dapat sekaligus memperkirakan CPI.
PSNCR – Public Sector Net Cash Requirement :
Adalah jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.
Real GDP :
Para pakar makroekonomi cenderung lebih memperhatikan Real GDP sebab data ini juga memperhitungkan tingkat inflasi, tidak sebagaimana halnya (Nominal) GDP yang hanya merefleksikan tingkat perubahan harga-harga.
Retail Sales :
Data ini menghitung total penerimaan toko-toko ritel, tanpa memasukkan komponen pengeluaran untuk sektor jasa di dalamnya. Data bulanan ini menunjukkan persentase perubahan dari data bulan sebelumnya. Angka negatif menunjukkan jumlah penjualan menurun daripenjualan bulan sebelumnya.
Tertiary Index :
Adalah data yang menghitung tingkat permintaan sektor jasa.
TICS / Foreign Purchases of US Securities :
Adalah data yang menghitung jumlah arus modal yang masuk dari para investor asing.
Trade Balance :
Trade balance adalah selisih bersih dari nilai ekspor dan impor barang dan jasa suatu negara dalam suatu periode tertentu. Angka positif menunjukkan surplus (ekspor melebihi impor), negatif menunjukkan defisit (impor melebihi ekspor).
Unemployment Rate :
Adalah persentase dari mereka yang aktif mencari lowongan pekerjaan namun belum mendapatkan pekerjaan. Meski merupakan data yang sangat umum dikenal (karena simple dan ada implikasinya dengan politik), Unemployment Rate relatif kurang penting bagi market karena dianggap kurang akurat (seringkali terlambat dalam memberikan sinyal perubahan tren perekonomian).
University of Michigan Consumer Sentiment Index :
Adalah hasil survey tentang kepercayaan konsumen yang diselenggarakan oleh University of Michigan. Merupakan indikator kepercayaan konsumen Amerika yang paling banyak diperhatikan. Kepercayaan konsumen adalah indikator penting bagi siklus bisnis karena menyajikan informasi penting tentang penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini dan harapan pada masa mendatang. Data survey diambil dengan cara mengeposkan kuesioner ke 5.000 rumah tangga di seluruh negeri sebagai sampel yangmewakili, kurang lebih 3.500 diantaranya merespon. Kuesioner tersebut berisi 5 pertanyaan yaitu (1) rating kondisi usaha di lingkungan rumah tangga tersebut, (2) rating kondisi usaha dalam enam bulan, (3) ketersediaan lapangan
kerja di lingkungan rumah tangga tersebut, (4) ketersediaan lapangan kerja dalam enam bulan, dan (5) penghasilan keluarga dalam enam bulan. Consumer Confidence ini berhubungan erat dengan tingkat pengangguran, inflasi, dan penghasilan riil. Umumnya, kepercayaan konsumen tinggi jika tingkat pengangguran rendah dan tingkat pertumbuhan GDP tinggi. Pasar-pasar finansial menerjemahkan naiknya angka indeks ini sebagai indikasi akan naiknya pula tingkat pengeluaran konsumen. Tingginya tingkat pengeluaran pada gilirannya nanti akan dapat memicu naiknya tingkat inflasi.
Weekly Initial Jobless Claims :
Adalah rata-rata per minggu jumlah klaim baru untuk mendapatkan tunjangan pengangguran. Data ini menyediakan laporan yang up-to-date, meski juga seringkali keliru, tentang tren perekonomian, dengan peningkatan (penurunan) pada data ini berpotensi mengindikasikan terjadinya pelambatan (percepatan) tingkat pertumbuhan tenaga kerja. Karena dirilis mingguan, data ini bisa menjadi sangat sensitif dan fluktuatif. Para analis lebih memilih rata-rata pergerakan per 4 minggu dari data ini untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
ZEW Current Situation dan Economic Sentiment :
Adalah hasil survey dari lembaga riset ZEW Jerman yang memberikan gambaran dan penilaian mengenai kondisi perekonomian Jerman saat ini.
Non-farm Payrolls:
Jumlah tenaga kerja baru dari sektor non pertanian yang bekerja baik full-time maupun part-time yang mendapat upah/gaji resmi dari lebih dari 500 perusahaan swasta maupun publik.
Seperti banyak diketahui, Non Farm Emplloyment Change merupakan salah satu data ekonomi yang sangat ditunggu para trader setiap bulannya dikarenakan sangat menggambarkan kondisi perekonomian Amerika.
No comments:
Post a Comment